字体:
护眼
关灯
开灯

Bab 1: Kera Sakti Lahir

Para monyet mengikuti monyet batu melewati air terjun, masuk ke dalam Gua Tirai Air, melihat begitu banyak barang bagus, mereka berebut-rebut, yang mengambil mangkuk mengambil mangkuk, yang mengambil piring mengambil piring, yang menempati dapur menempati dapur, yang berebut tempat tidur berebut tempat tidur, memindahkan ke sini, memindahkan ke sana, sampai lelah sekali. Para monyet semua menepati janji mereka, mengangkat monyet batu sebagai raja, monyet batu sejak itu naik tahta, menghilangkan kata “batu”, menyebut dirinya “Raja Monyet Indah”.

Raja Monyet Indah setiap hari membawa para monyet bermain di gunung dan di air, tidak lama tiga ratus lima puluh tahun berlalu. Suatu hari ketika sedang bermain, Raja Monyet Indah terpikir bahwa ia suatu hari pasti akan mati, ia tidak bisa tidak bersedih sampai meneteskan air mata. Saat itu ada seekor monyet punggung belang melompat keluar dari antara kawanan monyet dan berkata: “Raja besar ingin hidup abadi, hanya bisa belajar Buddha, belajar dewa, belajar ilmu gaib.”

Raja Monyet Indah memutuskan untuk menjelajahi seluruh dunia, juga harus menemukan dewa-dewa, belajar ilmu hidup abadi. Keesokan harinya, para monyet membuatkan sebuah rakit kayu untuknya, juga menyiapkan beberapa buah liar. Lalu Raja Monyet Indah berpisah dengan kawanan monyet, seorang diri mendayung rakit kayu, menuju lautan luas.

Mungkin Raja Monyet Indah beruntung sekali. Angin tenggara yang berhembus selama beberapa hari mengantarnya ke pantai barat laut. Ia turun dari rakit kayu dan naik ke darat. Ia melihat banyak orang di tepi pantai sedang bekerja keras. Ada yang menangkap ikan, ada yang menembak angsa di langit, ada yang menggali kerang-kerangan, ada yang mencuci garam. Ia diam-diam berjalan mendekat. Tidak disangka-sangka ia membuat orang-orang itu ketakutan. Mereka melemparkan barang-barang mereka dan lari ke segala arah.

(本章未完,请翻页)