Tidak lama kemudian, guru dan murid keluar dari perbatasan Dinasti Tang. Tiba-tiba seekor harimau besar melompat keluar dari semak-semak. Sun Wukong buru-buru meletakkan barang-barangnya, mengambil tongkat emas dari telinganya, dan dengan senang hati berkata: “Saya sudah lebih dari lima ratus tahun tidak menggunakan harta karun ini, hari ini saya akan menggunakannya untuk membuat pakaian!” Setelah berkata begitu, dia mengayunkan tongkat emas ke arah harimau, harimau itu langsung mati.
Tang Seng melihatnya, terkejut sampai tidak bisa menutup mulutnya. Wukong mencabut sehelai rambut, berubah menjadi pisau tajam, menguliti kulit harimau, membuat rok kulit yang mengelilingi pinggangnya, lalu dengan hormat membantu Tang Seng naik kuda, guru dan murid melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba terdengar suara peluit, muncul enam perampok, ingin merampok kuda dan barang-barang mereka.
Wukong meletakkan barang-barangnya, tersenyum dan berkata: “Saya dulu juga menjadi raja gunung, bagi-bagi harta yang kalian rampok ke saya setengah!” Para perampok mendengarnya, marah sampai rambutnya berdiri, mengambil pedang dan tombak lalu memotong kepala Wukong, tetapi setelah memotong tujuh atau delapan puluh kali, tidak ada satu rambut pun yang terluka.
Wukong melihat mereka lelah berkelahi, berteriak: “Giliran saya bermain!” Dia mengambil tongkat emas dan memukul satu per satu, enam perampok berubah menjadi daging cincang. Tang Seng melihatnya tidak senang dan berkata: “Mereka memang perampok, tetapi tidak perlu dibunuh semua, Anda begitu kejam, bagaimana bisa pergi ke Barat untuk mengambil kitab suci? Amitabha.”
