Tang Seng mempelajari Mantra Cincin Kepala, membungkuk untuk berterima kasih kepada nenek-nenek itu. Saat itu nenek-nenek itu sudah berubah menjadi cahaya emas, terbang ke timur. Tang Seng mendongak dan melihat ternyata adalah Guanyin Bodhisattva, buru-buru berlutut dan memberi hormat, lalu memasukkan baju dan topi ke dalam bungkusannya, duduk di pinggir jalan, menghafal Mantra Cincin Kepala dengan keras sampai hafal.
Guanyin Bodhisattva mengendarai awan berkah, tidak jauh pergi, bertemu dengan Sun Wukong yang datang dari arah timur. Ternyata Wukong setelah meninggalkan Tang Seng, makan di rumah Raja Naga Laut Timur, setelah didesak oleh Raja Naga, sudah menyesal. Guanyin Bodhisattva menyuruhnya segera kembali ke sisi Tang Seng, Wukong tanpa berkata apa-apa, berpisah dengan Guanyin Bodhisattva dan mengejar Tang Seng.
Melihat Tang Seng, Wukong menceritakan tentang makan di rumah Raja Naga dan bertanya: “Guru, Anda juga lapar kan! Saya akan mencari sedikit makanan vegetarian.” Tang Seng menggelengkan kepala dan berkata: “Tidak usah, masih ada beberapa makanan kering di dalam bungkusan, Anda ambilkan untuk guruku!” Wukong membuka bungkusan dan melihat baju dan topi yang diberikan oleh Guanyin Bodhisattva sangat cantik, lalu meminta kepada Tang Seng.
Tang Seng mengangguk setuju. Wukong senang sekali, sibuk memakai baju, memakai topi.
Tang Seng ingin mencoba apakah Mantra Cincin Kepala itu ampuh atau tidak, lalu membacanya pelan-pelan, Wukong segera kesakitan sampai berguling-guling di tanah, berusaha keras untuk menarik topi itu, tetapi topi itu seolah-olah tumbuh di dagingnya, tidak bisa dilepas, tidak bisa dirusak.
