字体:
护眼
关灯
开灯

Bab 8: Tang Sanzang Dalam Bahaya di Gua Angin Kuning Sejak itu

Tang Sanzang mempunyai seorang lagi murid. Guru dan murid tiga orang tidak takut kesengsaraan dan kesukaran, siang malam berjalan ke barat. Hari ini mereka sampai di kaki gunung yang sangat curam, tiba-tiba bertiup angin puting beliung. Wukong menunggu angin reda, lalu menangkap ekor angin dan menciumnya, ada bau busuk, katanya: “Berdasarkan bau angin ini, menunjukkan bahawa ada harimau ganas atau siluman di sekitar.”

Belum sempat dia habis cakap, dari lereng gunung melompat keluar seekor harimau belang yang garang, membuat Tang Sanzang terkejut sampai terguling dari kuda putih. Bajie melihatnya, buang beg sandang, angkat cangkul besi dan pukul kepalanya. Tiba-tiba harimau itu berdiri, mengeluarkan cakar dan mencakar dadanya, menanggalkan kulit harimau, lalu berteriak: “Saya adalah pengintai Raja Angin Kuning, kamu dari mana punya biksu?”

Bajie baru saja menjelaskan asal-usul mereka, siluman itu berpusing dan mengambil dua bilah pisau tembaga dari batu-batu bersepah, lalu menebas ke arah Bajie, dua orang pun bergaduh di depan lereng. Wukong melihatnya, mengambil tongkat emas dan menyerang. Siluman itu melihat tidak sepadan, berguling di tanah, berubah menjadi harimau lagi dan lari. Wukong dan Bajie mana mau berhenti, segera mengejar dengan rapat.

Siluman itu melihat tidak dapat lepas diri, lalu menggunakan helah belalang kunyit lepas kulit, menggunakan cakarnya untuk menanggalkan kulit harimau, menutupi sebuah batu yang berbentuk harimau tidur, dia sendiri berubah menjadi angin kencang dan terlepas. Sampai di persimpangan jalan, dia melihat Tang Sanzang seorang diri duduk di tepi jalan, lalu merampas Tang Sanzang, naik angin kencang dan lari.

(本章未完,请翻页)