Sun Wukong masuk ke dalam, dan melihat guru tidur menghadap ke dalam. Ia berlutut di depan tempat tidur dan berkata: “Guru, aku berlutut di sini menunggu Anda!” Guru mendengar suara itu bangun, dan duduk bersila. Ia bertanya dengan keras kepada Sun Wukong apa yang ia lakukan di sana. Sun Wukong berkata: “Guru tidakkah Anda janji pada saya di depan semua orang siang tadi, suruh saya masuk dari pintu belakang jam tiga pagi, dan mengajar saya ilmu keabadian?”
Bodhi Guru mendengar kata-kata itu sangat senang di hati. Ia berpikir: “Monyet ini memang lahir dari alam semesta, kalau tidak bagaimana ia bisa menebak teka-teki saya.” Lalu ia menyuruh Sun Wukong berlutut di depan tempat tidur, dan mengajarkan kepadanya ilmu keabadian. Sun Wukong mendengarkan dengan teliti, memahami dengan hati, menghafal dengan baik mantra-mantra ilmu itu, dan mengucapkan terima kasih kepada guru atas budi baiknya.
Tiga tahun berlalu dengan cepat, guru juga mengajarkan kepada Sun Wukong ilmu perubahan tujuh puluh dua jenis dan kemampuan mengendarai awan. Dengan kemampuan ini, ia bisa melompat sejauh seratus delapan puluh ribu li dalam satu kali lompatan. Sun Wukong adalah seekor monyet, ia memang suka melompat-lompat, jadi belajar ilmu awan ini sangat mudah.
Suatu musim panas, Sun Wukong dan murid-murid lainnya sedang bermain di depan pintu gua. Mereka minta Sun Wukong berubah menjadi sesuatu untuk dilihat. Sun Wukong merasa sangat senang dan bangga. Ia mengucapkan mantra-mantra ilmu perubahan itu, dan berubah menjadi sebuah pohon besar.
