字体:
护眼
关灯
开灯

Bab 3: Raja Langit Mengacau Istana Surga

Wukong berpaling hendak lari, Raja Buddha cepat tangkas, menolaknya keluar dari pintu langit barat, kemudian mengubah lima jari menjadi lima gunung bersambung emas, kayu, air, api dan tanah. Memberi nama gunung ini “Gunung Lima Elemen”, menekan Wukong dengan kuat di bawah gunung. Dewa-dewa di langit dan An Na, Jia Ye satu per satu bertepuk tangan memuji.

Kaisar Giok melihat Raja Buddha menekan Sun Wukong, hatinya sangat gembira. Segera mengeluarkan perintah untuk mengadakan “Perhimpunan Aman Langit” untuk berterima kasih kepada Buddha. Tidak lama kemudian, dewa-dewa dari segala arah semua dijemput datang. Kaisar Giok juga menyuruh membuka istana Tai Xuan dan istana Dong Yang Yu. Menjemput Raja Buddha duduk di atas pentas tujuh permata. Dewa-dewa satu per satu menghantar hadiah. Raja Buddha menyuruh An Na dan Jia Ye menerima hadiah satu per satu.

Pada masa dewa-dewa minum arak mendengar lagu, pegawai ronda kembali melapor: “Monyet ajaib itu mengeluarkan kepalanya!” Raja Buddha mendengar lalu mengeluarkan sekeping kertas dari lengan baju. Di atasnya tulis: “Amitabha”. Suruh An Na dan Jia Ye membawa kertas itu ke atas sekeping batu persegi di puncak Gunung Lima Elemen. Celah gunung itu segera tertutup. Sun Wukong tidak ada cara keluar lagi.

Raja Buddha kembali ke barat ketika lalu Gunung Lima Elemen. Lalu berbelas kasihan. Memanggil datang dewa gunung. Suruh dia dan lima arah Jie Di tinggal di gunung ini. Mengawasi Wukong dan berkata kepada mereka: “Jika dia lapar, beri dia makan pil besi. Haus, beri dia minum air tembaga cair. Lima ratus tahun kemudian hukumannya habis. Tentu ada orang datang menyelamatkannya.”